Pada hari Minggu (14/12/2025), sebuah peristiwa yang sangat mengerikan terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Sebuah serangan penembakan massal yang menewaskan 15 orang dan melukai ratusan lainnya. Insiden ini menjadi aksi kekerasan bersenjata terburuk di Australia dalam hampir 30 tahun. Namun, yang lebih mengejutkan lagi, pelaku penembakan tersebut ternyata merupakan ayah dan anak.
Identifikasi Pelaku Penembakan
Kepolisian Australia mengungkapkan bahwa dua pelaku penembakan di Pantai Bondi adalah Sajid Akram (50 tahun) dan putranya, Naveed Akram (24 tahun). Keduanya diketahui memiliki latar belakang keluarga yang cukup sederhana. Sajid Akram dikenal sebagai pemilik toko buah di kawasan Sydney Barat, sementara Naveed sebelumnya bekerja sebagai tukang batu.
Menurut informasi dari pihak berwenang, kedua pelaku memang memiliki enam senjata api yang seluruhnya terdaftar secara legal. Meski Australia memiliki regulasi senjata yang sangat ketat sejak tragedi Port Arthur pada 1996, pelaku berhasil memiliki senjata-senjata tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana mereka bisa mendapatkan senjata tersebut.
Peristiwa Penembakan di Pantai Bondi
Penembakan terjadi saat ratusan orang sedang merayakan perayaan Hanukkah di taman kecil dekat Pantai Bondi. Serangan itu berlangsung dalam waktu sekitar 10 menit, memicu kepanikan yang hebat. Banyak korban terluka atau meninggal karena tembakan langsung dari pelaku.
Saksi mata mengatakan bahwa awalnya mereka mengira suara yang terdengar adalah kembang api. Namun, ketika orang-orang mulai berlarian, mereka menyadari bahwa sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi. Keadaan menjadi semakin mengerikan ketika banyak orang tergeletak di tanah, dan beberapa di antaranya tidak sadarkan diri.
Aksi Heroik Seorang Warga
Di tengah kekacauan, seorang warga bernama Ahmed al Ahmed melakukan aksi heroik dengan melucuti senjata dari tangan pelaku. Aksinya ini terekam dalam video dan viral di media sosial. Ahmed, seorang pedagang buah berusia 43 tahun, berhasil melumpuhkan salah satu pelaku dan membantunya menyerahkan senjata.
Aksi ini membuatnya menjadi pahlawan bagi banyak orang. Penggalangan dana untuk Ahmed pun dibuka dan berhasil mengumpulkan lebih dari AUD 200.000 hanya dalam beberapa jam. Bahkan, salah satu orang terkaya dunia, Bill Ackman, memberikan donasi sebesar AUD 99.999 kepada Ahmed.
Reaksi Pemerintah dan Masyarakat
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengunjungi lokasi kejadian dan meletakkan bunga sebagai bentuk penghormatan. Ia menyebut serangan ini sebagai “momen kelam bagi bangsa” dan menegaskan bahwa motif penembakan sedang diselidiki secara menyeluruh.
Beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, juga menyampaikan solidaritas terhadap korban dan keluarga mereka. Mereka mengecam tindakan kejahatan murni, antisemitisme, dan terorisme di tanah Australia.
Kondisi Korban dan Kekacauan di Lokasi
Sebanyak 40 orang masih dirawat di rumah sakit, termasuk dua anggota polisi yang dalam kondisi serius namun stabil. Korban berusia antara 10 hingga 87 tahun. Banyak dari mereka terluka akibat tembakan langsung, sementara sebagian lainnya terluka karena kepanikan dan dorongan orang-orang yang mencoba menyelamatkan diri.
Polisi menggerebek rumah pelaku di Bonnyrigg, sekitar 36 km dari pusat kota Sydney, dengan penjagaan ketat pada Senin. Warga dilarang mendekati lokasi tersebut, dan ratusan personel polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar Pantai Bondi.
Duka dan Harapan Masyarakat
Meski diliputi duka, warga Bondi tetap berharap komunitas mereka dapat bangkit. Salah satu warga, Trent Tur, mengatakan bahwa apa yang ia lihat adalah hal terburuk yang pernah ia alami. Namun, ia percaya bahwa semangat kebersamaan di Bondi sangat kuat.
Banyak warga yang mengenakan kippah dan menyalakan lilin serta meletakkan bendera Australia dan Israel sebagai bentuk dukungan. Mereka juga menginginkan keadilan bagi korban dan keluarga mereka.
Latar Belakang Keluarga Pelaku
Naveed Akram, anak pelaku, tinggal bersama orangtua dan dua saudara kandungnya di rumah tiga kamar yang mereka beli pada 2024. Menurut ibunya, Verena, Naveed dikenal sebagai anak yang suka berenang, menyelam, dan olahraga. Ia tidak terlalu aktif secara sosial maupun daring.
Sebelumnya, Naveed bekerja sebagai tukang batu, tetapi diberhentikan setelah perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Ia juga dikenal sebagai anak yang jarang berbicara tentang masalah pribadi, sehingga keluarga tidak mengetahui adanya kecemasan atau masalah psikologis yang dialaminya.
Kesimpulan
Insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, telah mengguncang seluruh Australia. Dengan pelaku yang ternyata merupakan ayah dan anak, kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana dua individu bisa melakukan aksi kekerasan yang begitu mengerikan. Selain itu, aksi heroik Ahmed al Ahmed menjadi contoh nyata bahwa keberanian dan tindakan cepat bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap saling mendukung dan bersatu. Semoga dengan dukungan dan kekuatan bersama, komunitas Bondi dapat bangkit kembali dan kembali menjadi tempat yang aman dan damai bagi semua orang.
