Notification

×

Iklan

Iklan

5 Teknik Psikologi untuk Strategi Pemasaran, dijamin Laku!

Selasa, 03 Oktober 2023 | Oktober 03, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-06T06:04:24Z

 

Marketing Psikology
Ket. Foto: Ilustrasi - Marketing Strategy. Pexels.com

Pemasaran adalah seni memengaruhi perilaku konsumen untuk membeli produk atau layanan tertentu. Seiring dengan perkembangan teknologi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, pemasar harus menggali lebih dalam ke dalam psikologi manusia untuk memahami bagaimana cara menciptakan pengaruh yang kuat dan memenangkan hati pelanggan. Dalam penjelasan di bawah ini, kita akan menjelajahi lima teknik psikologi yang dapat digunakan dalam strategi pemasaran untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar. Berikut adalah penjelasannya.

Dasar-dasar Psikologi dalam Pemasaran

Sebelum kita masuk ke dalam teknik-teknik yang lebih spesifik, penting untuk memahami mengapa memahami psikologi manusia penting dalam pemasaran. Salah satu alasan utama adalah keterbatasan perhatian manusia. Menurut penelitian, manusia memiliki rata-rata hanya 8 detik perhatian. Ini berarti bahwa dalam waktu singkat ini, kita harus membuat keputusan yang cepat, dan inilah di mana psikologi memainkan peran penting.


Untuk membuat keputusan yang cepat, manusia menggunakan apa yang disebut sebagai "shortcut" atau jalan pintas dalam ilmu psikologi. Jalan pintas ini dikenal sebagai heuristik, ini adalah cara kita mengambil keputusan dengan cepat. Dalam konteks pemasaran, kita dapat memanfaatkan heuristik ini untuk memengaruhi pelanggan kita.


Baca juga: Apakah Jumlah Followers dan Like Berguna? Kenali Vanity Metrics!

Konsep "Notch" dalam Pemasaran


Konsep Notch
Ket. Foto: Ilustrasi - Notch. Pexels.com


Salah satu cara untuk memanfaatkan heuristik dalam pemasaran adalah melalui konsep "notch." Notch adalah dorongan kecil yang diciptakan oleh pemasar untuk memengaruhi pelanggan membuat keputusan yang cepat dan sesuai dengan harapan mereka. Mari kita lihat dua contoh untuk memahaminya.


Pernahkah Anda melihat gambar lalat di dalam toilet pria? Ini adalah contoh bagaimana pemasar mencoba memengaruhi orang untuk membuang air kecil dengan lebih hati-hati, mengarahkan mereka agar tidak membuat kekacauan ketika mengarahkan air seni. Ini adalah contoh dari notch atau petunjuk yang diberikan dalam lingkungan untuk membantu orang membuat keputusan yang benar.


Contoh lain adalah penggunaan garis-garis atau marka-marka di tempat-tempat antrian selama pandemi. Garis-garis ini membantu orang berdiri dengan jarak aman satu sama lain, menciptakan physical distancing. Kedua contoh ini adalah contoh dari penggunaan teknik notch dalam pemasaran.

Teknik Psikologi #1: Social Proof

Salah satu teknik psikologi yang kuat dalam pemasaran adalah yang disebut sebagai "social proof" atau bukti sosial. Ini mengacu pada kecenderungan manusia untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang banyak.


Misalnya, saat Anda memilih antara dua restoran, yang pertama dengan antrian panjang dan yang kedua sepi, Anda cenderung memilih restoran yang banyak pengunjungnya. Anda berpikir, "Banyak orang memilihnya, jadi pasti lebih baik." Ini adalah contoh dari social proof.


Perusahaan seperti Go-Jek juga menggunakan social proof dalam pemasaran mereka. Mereka menampilkan statistik jumlah pengguna aplikasi mereka, jumlah mitra driver yang bergabung, dan sebagainya. Semua ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa layanan mereka populer dan dapat diandalkan.

Teknik Psikologi #2: Loss Aversion

Manusia cenderung lebih takut kehilangan sesuatu daripada mendapatkan sesuatu. Prinsip ini dikenal sebagai "loss aversion." Pemasar dapat memanfaatkan kecenderungan ini untuk memotivasi pelanggan.


Contoh sederhana dari loss aversion adalah penawaran flash sale. Ketika pelanggan merasa bahwa mereka bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan diskon besar-besaran, mereka menjadi lebih termotivasi untuk segera bertransaksi.


Asuransi juga menggunakan loss aversion dalam pemasarannya. Mereka menyoroti resiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi jika Anda tidak memiliki asuransi, membuat Anda lebih takut untuk kehilangan yang Anda cintai.

Teknik Psikologi #3: Anchoring

Teknik selanjutnya adalah "anchoring" atau penyandingan. Ini mengacu pada kecenderungan manusia untuk membandingkan harga atau nilai dengan titik referensi tertentu.


Misalnya, ketika sebuah produk ditandai dengan harga asli yang tinggi dan kemudian dijual dengan potongan harga, pelanggan cenderung melihat potongan harga tersebut sebagai penawaran yang menguntungkan. Inilah yang disebut sebagai anchoring.


Sebuah contoh dalam bisnis kopi seperti Starbucks, yang memiliki berbagai ukuran gelas seperti Tall, Grande, dan Venti. Dengan menyediakan opsi yang lebih besar dengan sedikit tambahan biaya, pelanggan cenderung memilih yang lebih besar, menciptakan pendapatan yang lebih tinggi bagi Starbucks.

Teknik Psikologi #4: Framing

Teknik framing adalah cara menyajikan informasi atau produk dengan dua gaya yang berbeda untuk menciptakan persepsi yang berbeda. Ini bisa sangat memengaruhi bagaimana pelanggan memandang produk atau penawaran.


Contoh yang sederhana adalah penempatan cendol dalam gelas plastik biasa vs. gelas mewah dengan hiasan. Dalam kasus pertama, pelanggan mungkin melihat cendol sebagai produk yang terjangkau, sementara dalam kasus kedua, mereka mungkin melihatnya sebagai produk mewah dan bersedia membayar lebih.


Teknik framing juga digunakan dalam iklan asuransi, di mana resiko dan manfaat disajikan dengan cara yang membuat pelanggan lebih cenderung membeli polis asuransi.

Teknik Psikologi #5: Commitment

Terakhir, kita memiliki teknik "commitment" atau komitmen. Orang cenderung lebih termotivasi untuk melakukan tindakan ketika mereka telah melakukan komitmen sebelumnya.


Contohnya adalah loyalitas kartu, di mana pelanggan yang telah memiliki kartu loyalitas di suatu toko cenderung memilih untuk berbelanja di sana lebih sering. Mereka telah melakukan komitmen untuk mendapatkan poin atau diskon.


Membership di pusat kebugaran juga mengandalkan prinsip ini. Orang yang telah membayar langganan bulanan akan merasa rugi jika mereka tidak menggunakan fasilitas gym, sehingga mereka lebih rajin untuk datang.


Baca juga: 5 Perbedaan KOL dan Influencer

Kesimpulan

Dalam dunia pemasaran yang semakin kompleks, memahami psikologi konsumen adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Lima teknik psikologi yang telah kita bahas - social proof, loss aversion, anchoring, framing, dan commitment - adalah teknik yang cukup efektif untuk memengaruhi perilaku konsumen.


Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan teknik-teknik ini haruslah etis dan tidak merugikan pelanggan. Penggunaan yang berlebihan atau manipulatif dapat merusak reputasi bisnis. Oleh karena itu, pemasar harus bijak dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip psikologi ini dalam strategi pemasaran mereka.


Dengan memahami dan menguasai teknik-teknik ini, pemasar dapat menciptakan kampanye yang lebih efektif dan memenangkan hati pelanggan. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang cara memanfaatkan psikologi dalam pemasaran, semoga Anda dapat mengaplikasikannya dalam bisnis Anda untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Jika berguna silakan komen di bawah!

×
Berita Terbaru Update