Notification

×

Iklan

Iklan

Istana Laut yang Megah: Kisah Kapal Tempur Legendaris IJN Yamato

Rabu, 27 September 2023 | September 27, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-06T06:26:50Z

 

IJN Yamato
Ket. Foto: Ilustrasi - IJN Yamato. thediplomat.com

Kapal Tempur Legendaris: IJN Yamato

Dalam sejarah perang dunia, terdapat kapal tempur yang menjadi legenda, yang memancarkan dominasi dan keperkasaan sebuah negara. Kapal-kapal ini bukan sekadar alat perang, tetapi juga simbol kekuatan laut yang tak terbantahkan. Salah satu dari mereka adalah kapal tempur super berat dari Kekaisaran Jepang, IJN Yamato. Dalam bahasa Jepang, Yamato (大和) berarti "Harmoni yang Luar Biasa," dan tidak ada nama yang lebih cocok untuk kapal megah ini.

Lahirnya Kapal Legendaris

Sejarah Yamato dimulai pada tahun 1930-an, ketika Jepang mulai menganut ideologi ultranasionalisme dengan impian memperluas wilayah kekuasaannya di Samudera Pasifik. Namun, rencana ini terbentur oleh Traktat Angkatan Laut Washington yang membatasi jumlah, ukuran, dan kekuatan armada laut Jepang. Sementara, Jepang menginginkan kekuatan yang lebih lagi, dan pada tahun 1936, mereka memutuskan untuk keluar dari traktat tersebut untuk menciptakan armada yang lebih kuat.


Pada tahun 1934, insinyur Keiko Fukuda mulai merancang kapal tempur super berat ini. Proposalnya disetujui pada tahun 1935, dan nama "Yamato" dipilih untuk kapalnya. Spesifikasinya dari kapalnya sangat luar biasa, beratnya sekitar 70.280 ton, panjang total sekitar 263 meter, dan lebar 38,9 meter. Yamato dilengkapi dengan lapisan baja tebal, sehingga menjadikannya kapal dengan perlindungan baja terbesar di dunia pada masanya.


Bagian lambung kapal ini memiliki ketebalan lapisan baja antara 273 hingga 410 mm, sementara bagian geladak setebal 200 hingga 226,5 mm. Bahkan kubah baterai meriamnya memiliki ketebalan lapisan baja sekitar 193 hingga 650 mm. Mesin yang menggerakkan Yamato adalah empat baling-baling tiga daun dengan pendorong bertenaga mesin uap 12 pendidih kampon, mampu menghasilkan 150.000 tenaga kuda. Kapal ini bisa mencapai kecepatan 27 knot (sekitar 50 km/jam) dan memiliki jarak operasional sejauh 7200 mil di laut.

Senjata-Senjata Mematikan

Salah satu hal yang membuat Yamato begitu menakutkan adalah senjatanya. Kapal ini dilengkapi dengan tiga baterai meriam utama, masing-masing dengan tiga meriam tipe 94 berkaliber sekitar 46 cm. Meriam ini adalah meriam terbesar yang pernah dipasang pada kapal tempur pada masanya. Selain itu, Yamato memiliki dua meriam tipe 3, masing-masing dengan tiga meriam kaliber 15,5 cm, 12 senjata anti-pesawat tipe 89 berkaliber 12,7 cm, 162 senjata tipe 96 berkaliber 25 mm, dan empat senjata tipe 93 berkaliber 13 mm.


Meskipun Yamato adalah kapal tempur berat, kapal ini memiliki fasilitas hanggar di bawah dek yang mampu menampung empat hingga tujuh pesawat. Biasanya, pesawat yang ada di hanggar Yamato adalah IC 13 atau Mitsubishi F1M.

Misi Pertama dan Kegagalan Pertama

Yamato pertama kali beraksi dalam Pertempuran Midway pada bulan Juni 1942, di mana ia menjadi kapal komando selama pertempuran tersebut. Namun, Yamato tidak melakukan tembakan satu pun dan hanya berperan sebagai kapal komando. Pertempuran Midway berakhir dengan kekalahan besar bagi Jepang, dan Yamato tidak mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi secara signifikan.

Dari Kapal Tempur ke Kapal Transportasi

Yamato dan saudara kembarannya, Musashi, awalnya dibangun sebagai kapal tempur. Namun, saat situasi perang berubah, mereka beralih fungsi menjadi kapal transportasi untuk mengangkut pasukan. Kapal tempur legendaris ini kemudian dijuluki sebagai "Hotel Yamato" oleh para pelaut Jepang karena sering tidak digunakan untuk operasi militer dan lebih banyak berdiam di pelabuhan.

Operasi Terakhir: Bunuh Diri Besar-Besaran

Ketika Amerika Serikat meraih banyak kemenangan atas Armada Kekaisaran Jepang di Pasifik, Jepang semakin terdesak. Okinawa telah diduduki oleh Amerika Serikat, dan harapan untuk memenangkan perang semakin pudar. Pada bulan April 1945, Jepang memutuskan untuk melancarkan "Operasi Ten-Go," yang sebenarnya adalah misi bunuh diri.


Yamato bersama sembilan kapal perang lainnya dikerahkan untuk melancarkan serangan terakhirnya. Dalam operasi ini, Yamato akan membombardir pasukan Sekutu yang mendekati Okinawa sebagai usaha terakhir untuk membalikkan keadaan. Namun, pemecah kode Amerika Serikat berhasil mengungkap rencana Jepang, dan Armada Sekutu bersiap untuk menghadapi serangan ini.


Serangan bom dan torpedo dari pesawat Amerika Serikat menerjang Yamato tanpa henti. Selama sekitar dua jam, kapal ini bertahan sebelum akhirnya pada pukul 02:43 pagi, Yamato meledak dan tenggelam ke dasar laut. Lebih dari tiga ribu awak kapal Yamato gugur dalam pertempuran ini, hanya 269 yang berhasil diselamatkan. Tanggal 27 April 1945 adalah hari dimana kebanggaan dan harapan Kekaisaran Jepang untuk menguasai Pasifik tenggelam bersama Yamato.

Simbol Kekuatan dan Keberanian

Bagi rakyat Jepang, kapal tempur Yamato bukan hanya alat perang, tetapi juga simbol keberanian, kekuatan, dan harga diri. Mereka melihat Yamato sebagai cerminan seorang samurai tangguh yang bertarung dan gugur dengan gagah berani. Kapal ini mencerminkan semangat Jepang yang kuat, bahkan saat menghadapi kekalahan.


Yamato, dalam segala kemegahannya, tetap menjadi salah satu kapal tempur legendaris dalam sejarah perang dunia. Kejayaannya, kegagalan, dan akhir tragisnya mencerminkan kompleksitas dan pahitnya perang. Ia adalah saksi bisu dari waktu yang telah berlalu, tetapi ceritanya tetap hidup dalam ingatan kita, mengingatkan kita akan peran dan pengorbanan para pelaut yang bertugas di lautan yang luas dan berbahaya. Kapal tempur IJN Yamato, istana laut yang megah, akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah maritim dunia.




×
Berita Terbaru Update