Notification

×

Iklan

Iklan

Apakah Jumlah Followers dan Like Berguna? Kenali Vanity Metrics!

Senin, 18 September 2023 | September 18, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-06T06:03:06Z

Social Media Vanity Metrics
Ilustrasi Social Media. Sumber: Pexels.com

Di era digital yang terus berkembang, media sosial telah menjadi salah satu aspek dominan dalam kehidupan sehari-hari kita. Seiring dengan perkembangan teknologi, platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan banyak lagi, telah menjadi sarana utama untuk berkomunikasi, berbagi, dan berinteraksi dengan dunia. Bukan hanya individu, bahkan bisnis dan merek menggunakan media sosial sebagai alat penting untuk membangun kehadiran online mereka. Dalam upaya untuk mengukur sejauh mana keberhasilan di platform-platform ini, banyak dari kita tertarik pada "vanity metrics," terutama jumlah followers dan like. Artikel ini akan membahas mengapa jumlah followers dan like mungkin bukan ukuran yang paling akurat atau berarti dalam mengevaluasi keberhasilan di media sosial, serta apa yang sebaiknya menjadi fokus kita dalam pengukuran kesuksesan di dunia digital ini.

Apa itu Vanity Metrics?

Sebelum memahami mengapa jumlah followers dan like bukan ukuran yang selalu relevan, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan "vanity metrics." Vanity metrics adalah data atau statistik yang meskipun terlihat mengesankan pada permukaan, sebenarnya tidak memberikan wawasan yang berarti atau tidak langsung mendukung tujuan strategis. Dalam konteks media sosial, vanity metrics sering kali mengacu pada angka-angka seperti jumlah followers (pengikut) dan jumlah like yang diperoleh oleh postingan atau konten.


Salah satu cara untuk memahami vanity metrics adalah dengan membandingkannya dengan actionable metrics. Actionable metrics adalah data yang memberikan panduan tindakan konkret. Dalam konteks media sosial, actionable metrics akan memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk meningkatkan kinerja Anda. Contoh actionable metrics di media sosial adalah tingkat interaksi, konversi, atau retensi pengikut.


Salah satu alasan mengapa vanity metrics bisa menyesatkan adalah karena mereka sering kali tidak memberikan manfaat. Misalnya, memiliki 100.000 followers mungkin terdengar mengesankan, tetapi apakah itu terjadi dalam satu bulan atau bertahun-tahun? Selain itu, jumlah like pada postingan tertentu mungkin tinggi, tetapi apa yang sebenarnya diukur oleh like tersebut? Adakah konversi atau keterlibatan yang sesuai dengan angka tersebut? Kesalahan umum yang dilakukan adalah mengabaikan dampak sebenarnya dari vanity metrics ini dalam mencapai tujuan bisnis atau pribadi.

Mengapa Jumlah Followers Bukan Ukuran Kesuksesan?

Jumlah followers adalah salah satu vanity metric yang paling sering dipantau. Banyak orang berpikir bahwa semakin banyak followers yang dimiliki akun mereka, semakin sukses mereka di media sosial. Namun, hal ini tidak selalu benar. Ada beberapa alasan mengapa jumlah followers bukan ukuran yang sebenarnya:

  • Kualitas vs. Kuantitas

Lebih penting memiliki pengikut yang relevan dan berinteraksi daripada sekadar jumlah besar pengikut yang tidak berarti apa-apa. Sebuah akun dengan 10.000 pengikut yang berminat dalam konten Anda jauh lebih berharga daripada akun dengan 100.000 pengikut acak yang tidak peduli dengan apa yang Anda bagikan.

  • Akun Palsu dan Bot

Banyak akun palsu dan bot di media sosial yang dapat menggelembungkan jumlah pengikut Anda tanpa memberikan nilai yang sebenarnya. Ini adalah praktik yang tidak etis dan dapat merusak reputasi Anda.

  • Perubahan Algoritma

Platform media sosial seperti Instagram dan Facebook secara teratur mengubah algoritma mereka, ini dapat memengaruhi sejauh mana konten Anda dilihat oleh pengikut Anda. Mungkin Anda memiliki banyak pengikut, tetapi jika hanya sedikit yang melihat konten Anda, itu tidak akan berguna.


Baca juga: 8 Tips Meningkatkan Performa Pay Per Clicks (PPC)

Contoh Kasus Nyata tentang Akun dengan Banyak Followers Tetapi Minim Interaksi

Mari kita lihat contoh kasus nyata tentang akun media sosial yang memiliki banyak followers tetapi minim interaksi:


Seorang travel blogger memiliki 300.000 pengikut di Instagram. Pada setiap postingan, dia dapat mengumpulkan ribuan like dan ribuan followers. Terlihat luar biasa, bukan? Namun, saat dia melihat lebih dalam, dia menyadari bahwa mayoritas pengikutnya hanyalah pengikut pasif yang tidak benar-benar tertarik pada perjalanan atau blog-nya. Mereka tidak pernah mengunjungi tautan di bio-nya, tidak pernah membeli produk yang dia promosikan, dan tidak pernah berinteraksi lebih lanjut dengan kontennya di luar Instagram. Akibatnya, meskipun dia memiliki jumlah pengikut yang besar, penghasilan dan dampak bisnisnya tetap rendah.

Apakah Like Menunjukkan Keberhasilan yang Sebenarnya?

Selain jumlah followers, like juga sering dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan di media sosial. Namun, like hanya memberikan gambaran yang terbatas tentang kinerja konten Anda. Beberapa poin di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Like Bisa Dibeli

Ada layanan yang memungkinkan Anda untuk membeli like, ini berarti Anda dapat dengan mudah meningkatkan jumlah like pada postingan Anda tanpa mendapatkan keterlibatan nyata dari pengikut.

  • Perubahan Perilaku Pengguna

Pengguna media sosial mungkin menekan tombol like tanpa benar-benar membaca atau memahami konten. Ini bisa disebabkan oleh banyak alasan, seperti sekadar ingin "membantu" teman atau pengikut, tanpa benar-benar memiliki minat dalam konten tersebut.

  • Konten Disukai tetapi Tidak Dibagikan

Sejumlah besar like mungkin menunjukkan bahwa konten Anda disukai, tetapi itu belum tentu berarti konten tersebut memiliki nilai yang cukup tinggi untuk dibagikan. Share adalah salah satu tindakan yang menunjukkan pengikut benar-benar terlibat dan terkesan dengan konten Anda.

Perbedaan antara Like dan Engagement

Perbedaan antara "like" dan "engagement" pada media sosial perlu dipahami dengan lebih jelas. Meskipun "like" adalah tindakan yang umum ditemui di platform media sosial, "engagement" adalah ukuran yang jauh lebih relevan untuk mengukur kinerja konten Anda. Engagement melibatkan lebih dari sekadar "like" dan mencakup tiga komponen utama, yaitu like, komentar, dan share. Ketiganya bekerja bersama untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang interaksi pengikut Anda dengan konten yang Anda bagikan.


Ketika seseorang memberikan "like" pada postingan Anda, itu mungkin menunjukkan minat mereka, tetapi ini bisa menjadi respons yang cukup pasif. Namun, ketika seseorang memberikan komentar atau berbagi postingan Anda, itu menandakan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi. Mereka mungkin memiliki pendapat, pertanyaan, atau pemikiran tambahan tentang konten Anda yang mengindikasikan minat yang kuat dan bersemangat. Oleh karena itu, "engagement" memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana audiens Anda merespons konten Anda dan sejauh mana mereka terlibat secara aktif. Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat lebih baik mengukur efektivitas konten Anda dan berinteraksi dengan audiens Anda sesuai kebutuhan.

Pentingnya Komentar dan Share dalam Mengukur Kesuksesan Konten

Komentar dan share memegang peran penting dalam mengukur kesuksesan konten Anda di media sosial. Komentar menunjukkan tingkat keterlibatan pengikut Anda dalam percakapan yang Anda mulai melalui konten Anda. Ketika seseorang memberikan komentar, ini menandakan bahwa konten Anda telah merangsang respon aktif dari audiens. Audiens mungkin memberikan pendapat, memberikan pertanyaan, atau memberikan masukan yang berharga. Ini adalah tanda bahwa konten Anda telah menciptakan koneksi yang lebih dalam dengan audiens Anda.


Di sisi lain, share adalah tindakan yang lebih baik lagi. Ketika seseorang membagikan konten Anda, mereka secara efektif mengamplifikasi pesan Anda dengan menawarkannya kepada pengikut mereka sendiri. Hal ini memiliki potensi untuk memperluas jangkauan Anda secara signifikan, mencapai khalayak yang lebih luas, dan bahkan membawa pengikut baru. Share menunjukkan bahwa konten Anda begitu berharga sehingga orang merasa perlu untuk membagikannya dengan orang lain. Oleh karena itu, komentar dan share adalah indikator yang sangat penting dalam mengukur kesuksesan konten Anda di media sosial, karena mereka mencerminkan sejauh mana audiens Anda terlibat dan berinteraksi aktif dengan konten yang Anda bagikan.

Cara Mengukur Keberhasilan Sosial Media yang Benar


Cara Mengukur Metrics

Untuk mengukur kesuksesan yang sebenarnya di media sosial, penting untuk memusatkan perhatian pada metrics yang relevan dan memiliki makna. Berikut adalah beberapa metrics yang sebaiknya Anda pertimbangkan:

  • Engagement Rate

Engagement rate mengukur persentase pengikut Anda yang berinteraksi dengan konten Anda melalui like, komentar, dan share. Rumusnya adalah (Total Engagement / Jumlah Pengikut) x 100%. Ini membantu Anda mengetahui sejauh mana audiens Anda terlibat dengan konten Anda.

  • Click-Through Rate (CTR)

CTR mengukur berapa banyak pengikut yang mengklik tautan yang Anda bagikan di postingan Anda. Formula CTR adalah (Jumlah Klik pada Tautan / Jumlah Tampilan Postingan) x 100%. Hal ini dapat membantu Anda memahami seberapa efektif tautan Anda dalam menarik perhatian dan tindakan pengikut.

  • Conversion Rate

Jika tujuan Anda adalah mengonversi pengikut menjadi pelanggan atau klien, maka conversion rate adalah ukuran yang penting. Conversion rate mengukur berapa banyak pengikut yang melakukan tindakan tertentu yang Anda inginkan, seperti mendaftar newsletter atau melakukan pembelian.

  • Retention Rate

Retention rate mengukur seberapa lama pengikut Anda akan terus tetap menjadi pengikut Anda. Semakin tinggi retention rate, semakin baik Anda mempertahankan pengikut yang ada dan membangun hubungan jangka panjang.

  • Analisis Sentimen

Analisis sentimen membantu Anda untuk memahami perasaan pengikut Anda terhadap konten Anda. Apakah mereka merasa positif, negatif, atau netral terhadap konten Anda? Data ini memberikan wawasan berharga dalam merancang konten yang lebih sesuai dengan audiens Anda.


Baca juga: 10 Cara Membangun Personal Branding yang Efektif

Contoh-contoh Actionable Metrics yang Dapat Digunakan

Berikut adalah contoh-contoh actionable metrics yang dapat Anda gunakan untuk mengukur kesuksesan konten Anda di media sosial:

  • Engagement Rate per-Postingan

Metric ini membantu Anda melihat postingan mana yang paling efektif dalam memicu interaksi dengan pengikut Anda. Dengan membandingkan engagement rate dari berbagai postingan, Anda dapat mengidentifikasi jenis konten yang paling disukai oleh audiens Anda.

  • CTR per-Tautan

Click-Through Rate (CTR) pertautan mengukur berapa banyak pengikut yang mengklik tautan yang Anda bagikan di postingan Anda. Hal ini memberikan wawasan tentang tautan mana yang paling menarik minat pengikut Anda, Anda dapat menggunakan informasi ini untuk merencanakan konten mendatang dengan lebih baik.

  • Conversion Rate per-Kampanye

Jika Anda menjalankan kampanye khusus, seperti iklan berbayar di media sosial, Anda dapat mengukur berapa banyak orang yang mengklik iklan tersebut dan kemudian melakukan tindakan yang diinginkan, seperti mendaftar atau melakukan pembelian. Conversion rate per-kampanye membantu Anda untuk menilai efektivitas iklan dan kampanye Anda.

  • Churn Rate (Tingkat Putus Pengikut)

Churn rate mengukur seberapa cepat atau seberapa banyak pengikut meninggalkan akun atau halaman media sosial Anda. Ini adalah metric yang penting jika Anda ingin memahami mengapa pengikut meninggalkan Anda. Dengan menganalisis churn rate, Anda dapat mengidentifikasi masalah dan memperbaiki konten serta strategi Anda.

  • Net Promoter Score (NPS)

Jika Anda ingin mengukur sejauh mana pengikut Anda akan merekomendasikan Anda kepada orang lain, NPS adalah ukuran yang berguna. Dengan mengumpulkan umpan balik dari pengikut Anda, Anda dapat menilai kepuasan mereka dan sejauh mana mereka bersedia menjadi advokat merekomendasikan bisnis Anda kepada orang lain.

Mengapa Vanity Metrics Harus Diperhatikan

Meskipun banyaknya bukti bahwa vanity metrics seperti jumlah followers dan like tidak selalu mencerminkan kesuksesan yang sebenarnya, mengapa begitu banyak orang (termasuk bisnis) masih terobsesi dengan angka-angka ini? Ada beberapa faktor psikologis di balik ini:

  • Social Proof

Ketika kita melihat akun dengan jumlah followers yang besar atau postingan dengan ribuan like, itu memberikan "bukti sosial" bahwa akun atau konten tersebut memiliki nilai. Ini dapat memengaruhi psikologi kita untuk percaya bahwa akun atau konten tersebut layak diikuti atau dilihat lebih lanjut. Social proof ini dapat mendorong orang untuk bergabung atau terlibat lebih lanjut karena terdorong oleh persepsi bahwa banyak orang lain juga tertarik.

  • Pertandingan dan Status

Manusia cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain, tidak terkecuali media sosial. Jika kita melihat akun lain dengan lebih banyak followers atau like, kita mungkin merasa perlu mengejar atau merasa kurang sukses dalam perbandingan tersebut. Perasaan ini bisa memicu kompetisi dan dorongan untuk meningkatkan angka-angka kita sendiri.

  • Instant Gratification

Mendapatkan like dan followers di media sosial bisa segera memberikan perasaan yang membuat kita merasa dihargai atau populer. Ini adalah bentuk "gratifikasi segera" yang sangat bisa memengaruhi psikologi kita. Kita mungkin merasa senang atau diakui ketika melihat angka-angka tersebut meningkat, hingga kemudian dapat menjadi adiktif dan mendorong obsesi terhadap pencapaian angka-angka tersebut.

Strategi untuk Mengelola Ekspektasi terhadap Vanity Metrics

Meskipun penting untuk memahami bahwa vanity metrics mungkin tidak selalu mencerminkan kesuksesan yang sebenarnya, itu tidak berarti kita harus sepenuhnya mengabaikannya. Ini adalah beberapa strategi untuk mengelola ekspektasi terhadap vanity metrics:

  • Gunakan Sebagai Alat Pembanding Internal

Vanity metrics dapat berguna sebagai alat pembanding internal. Anda dapat melihat apakah ada peningkatan dalam jumlah followers atau like seiring waktu. Meskipun Anda menyadari bahwa angka-angka ini mungkin tidak sepenuhnya relevan, metrics ini masih dapat memberikan indikasi perkembangan Anda sendiri.

  • Fokus pada Metrics yang Lebih Relevan

Alihkan fokus Anda pada actionable metrics yang lebih berarti. Metrics seperti engagement rate atau conversion rate memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana Anda dapat meningkatkan kinerja Anda. Ini memungkinkan Anda untuk menilai sejauh mana audiens Anda terlibat dengan konten Anda atau seberapa efektif konten Anda dalam menghasilkan tindakan yang diinginkan.

  • Jangan Biarkan Angka Mengalahkan Kualitas

Ingatlah bahwa kualitas selalu harus menjadi prioritas utama. Jangan berpikir bahwa kualitas konten Anda hanya untuk mendapatkan lebih banyak like atau followers. Konten yang berkualitas adalah yang akan benar-benar memengaruhi citra Anda dan mempertahankan audiens yang berdedikasi. Seiring waktu, kualitas konten akan lebih berdampak daripada sekadar jumlah vanity metrics.

Kesimpulan

Di masa para pengguna media sosial yang menyukai angka-angka vanity metrics, penting untuk mengingat bahwa jumlah followers dan like bukanlah ukuran yang benar untuk mengukur kesuksesan. Saya tidak mengatakan bahwa angka-angka ini tidak memiliki nilai sama sekali, tetapi mereka harus ditempatkan dalam konteks yang benar dan diukur bersama dengan metrics lain yang lebih relevan. Fokus pada engagement, konversi, dan interaksi dengan pengikut Anda akan membantu Anda membangun kehadiran yang berarti di dunia digital. Jadi, alihkan perhatian Anda dari vanity metrics dan mulailah mengukur kesuksesan yang lebih nyata di media sosial Anda!


×
Berita Terbaru Update